Kontroversi Tarian Erotis Dalam Upacara Tiga Bulanan Anak Di Bali
Jaman Sekarang - Saat upacara tiga bulanan anaknya, diundang joged yang tujuannya untuk membayar kaul.
Ketika itu, anak yang masih bayi juga diajak ngibing oleh ayahnya sendiri sebagai bentuk pembayaran kaul.
Namun, joged yang digelar memiliki unsur porno (jaruh) sehingga sang ibu tidak tega melihat hal itu, sang ibu pun menarik sang ayah agar berhenti ngibing.
Itulah sekelumit kisah tentang joged porno dalam masyarakat Bali yang diceritakan oleh Komang Astika yang menjadi narasumber pada pembinaan joged di Disbud Kota Denpasar, Rabu (7/1/2018) pagi.
Dari data yang disampaikan oleh Prof. Dr. I Made Bandem, ada 12 pelanggaran yang dilakukan pada pementasan joged porno.
Pelanggaran yang pertama yaitu adanya goyang pinggul dan ngebor yang sensual dan mengundang birahi dan tidak seperti joged pada umumnya.
Sering mempertontonkan gerakan dada dengan gerakan sensual yang menimbulkan rangsang.
Terdapat gerakan angkuk-angkuk, saat berhadapan dengan pengibing.
“Ciri khasnya joged itu ngegol, nyeledet, buka mulut memperlihatkan gigi emasnya okelah, tapi angkuk-angkuk tidak ada pakemnya,” kata Bandem.
“Tidak memiliki struktur yang jelas tarian joged ngebor itu, biasanya ada pengawit, pengadeng, ibing-ibingan. Tapi ini langsung saja ngibing, artinya pakem yang ada dilanggar,” imbuh Bandem.
Selain itu pengibingnya juga ada yang masih anak-anak, dan yang terakhir diipertontonkan terbuka termasuk menjadi konsumsi anak-anak.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya akan mengadakan pembinaan karena hal ini jelas melanggar moral siwam satyam sundaram.
No comments:
Post a Comment