Bisnis Penyewaan Rahim Yang Kontroversial Di Thailand
Jaman Sekarang - Pengadilan Bangkok memberi hak asuh kepada pria Jepang sebagai "orang tua tunggal" 13 bayi yang dilahirkan melalui para ibu pengganti Thailand. Keputusan pada Selasa 20 Februari 2018 itu membuat dia dapat mengambil hak asuh anak-anak tersebut.
Pria Jepang bernama Mitsutoki Shigeta adalah orang di balik skandal "pabrik bayi" pada tahun 2014.
Kasus tersebut memicu sorotan pada industri penyewaan rahim di Thailand yang tidak diatur, dan membantu mendorong pihak berwenang untuk melarang orang asing membayar ibu pengganti Thailand pada tahun 2015.
Shigeta adalah putra seorang konglomerat Jepang. Dia meninggalkan Thailand setelah skandal tersebut terungkap. Namun, dia menggugat Kementerian Sosial Thailand untuk mendapatkan hak asuh atas anak-anak tersebut.
Pengadilan mengatakan, Shigeta yang tidak hadir dalam sidang dianggap "orang tua tunggal" anak-anak itu setelah para ibu pengganti Thailand telah menandatangani hak mereka untuk melepaskan anak-anak tersebut.
Karena dia berasal dari keluarga kaya, dia memiliki banyak uang dan telah menyiapkan perawat dan pengasuh untuk merawat anak-anak di Jepang, lanjut keputusan tersebut.
Kelompok penyewaaan rahim Thailand dengan cepat bermigrasi ke negara tetangga Kamboja usai kasus Shigeata. Namun, Kamboja segera mengikuti Thailand dan melarang industri tersebut pada tahun 2016.
Dalam beberapa bulan terakhir ada tanda-tanda bahwa industri tersebut telah bergeser ke Laos, sebuah negara komunis yang tak mengenal hukum penyewaan rahim.
Beberapa agen penyewaan rahim sekarang menawarkan layanan untuk melakukan transfer embrio ke Laos dan kemudian memberikan perawatan kehamilan untuk ibu pengganti di Thailand, sebuah negara kaya dengan fasilitas medis yang jauh lebih unggul.
No comments:
Post a Comment