Cagub Maluku Utara Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Suap Oleh KPK

Cagub Maluku Utara Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Suap Oleh KPK

Jaman Sekarang - KPK menetapkan calon gubernur Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus sebagai tersangka dugaan kasus pembebasan lahan Bandara Bobong, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Tahun Anggaran 2009. Sebagai tersangka, mantan Bupati Sula periode 2005-2010 itu memiliki harta Rp 52,2 miliar.  

Meski bekerja di Maluku Utara, rupanya Ahmad juga memiliki rumah di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. 

Setibanya di sana, tak ada aktivitas yang terlihat dari rumah berlantai dua tersebut. Hanya saja, terdapat dua orang laki-laki yang terlihat berjaga di depan rumah tersebut. 

Satu orang berpakaian serba hitam seperti satpam, sementara satu orang lainnya berpakaian warna serba krem, seperti pakaian dinas PNS.  

Dalam kasus ini, Bupati Sula periode 2005-2010 itu ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Sula periode 2009-2014, Zainal Mus. Ahmad dan Zainal diduga bersama-sama melakukan korupsi ketika Bandara Bobong masih masuk wilayah Kabupaten Kepulauan Sula sebelum dimekarkan. 

Perbuatan keduanya diduga merugikan negara hingga Rp 3,4 miliar. Keduanya dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 dan Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Saat ini, Ahmad sedang mencalonkan diri sebagai gubernur Maluku Utara. Dalam Pilgub Maluku Utara 2018 Ahmad berpasangan dengan Rektor Universitas Khairun Ternate, Rivai Umar. KPU menetapkan paslon yang diusung oleh Golkar dan PPP ini sebagai pasangan calon nomor urut tiga dalam Pilgub Maluku Utara 2018. 

Saat ini Ahmad diketahui sedang berada di Maluku Utara untuk berkampanye. Ia mengaku tak terpengaruh dengan penetapan status tersangkanya tersebut. 

"Saya lebih memilih kampanye dan kampanye," kata Ahmad, singkat.